Jumat, 28 November 2014

Pembentukan Akhlak Anak (Akhlak Terhadap Orang Tua)





Tugas Terstruktur                                                Dosen Pengampu

          Tafsir                                                                 Anwar Hapidzi, Lc. Ma       



“Pembentukan Akhlak Anak”

Disusun Oleh:
Taufikussalam (1201260978)





INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI ANTASARI

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN

KI-MPI
 
BANJARMASIN

2014
 


BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
                Dalam keseluruhan ajaran Islam, akhlak menempati kedudukan yang istemewa dan sangat penting. Manusia akan mendapatkan kebahagiaan, bila mengikuti nilai-nilai kebaikan yang diajarkan oleh Islam berdasarkan Al-Qur’an dan Sunnah. Islam merupakan agama yang berakhlak. Ini dapat dilihat bahwa akhlak merupakan salah satu hal terpenting dalam agama.
            Akhlak[1] anak bisa dibentuk melalui proses hidup. Oleh karena itu, pembentukan akhlak ini membutuhkan pendidikan sejak dini melalui keluarga. Pembentukan[2] akhlak ini dilakukan berdasarkan bahwa akhlak adalah hasil usaha, latihan, pembimbingan dan pembinaan dari keluarga, bukan terjadi dengan sendirinya.[3]
            Dalam Al-Qur’an surah Al-Luqman ayat 14-15 ini, pembentukan akhlak maupun pendidikan akhlak yang terkandung yaitu:
1.      Akhlak terhadap orang tuanya terutama ibu
Akhlak seorang anak yang baik harus dimulai dengan akhlak terhadap kedua orang tuanya, terutama adalah ibunya yang telah mengandung dengan susah payah,  sebagimana firman Allah di dalam Qur’an surat Lukman ayat 14, yang berbunyi :
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ
Artinya : “Dan kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu- bapanya; ibunya Telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah- tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. bersyukurlah kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakmu, Hanya kepada-Kulah kembalimu. (QS. Lukman: 14)
2.      Akhlak cara menolak permintaan orang tua
Di dalam berkomunikasi dengan orang tua kita sendiri, seringkali kita mengalami hal yang bertolak belakang, seperti ketika kita disuruh melakukan hal kemaksiatan atau menyekutukan Allah SWT, maka islam mengajarkan kita bagaimana cara menolaknya, seperti firman Allah didalam Qur’an surat Lukman ayat 15, yang berbunyi :

bÎ)ur š#yyg»y_ #n?tã br& šÍô±è@ Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ ÖNù=Ïæ Ÿxsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur Ÿ@Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ

 Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan “ (QS. Lukman: 15)
Keluarga merupakan sosok yang pertama kali dikenal anak, yang mana perilaku kedua orang tua itu akan sangat mewarnai terhadap proses pembentukan akhlak anak dan perkembangan anak selanjutnya, sehingga faktor-faktor keteladanan dari orang tua itu sangat diperlukan, karena apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan anak dalam berkomunikasi dengan orang tua akan sangat diingat oleh anak didalam memorinya.[4]
            Dari sini penulis sadar, bahwa pentingnya pembentukan akhlak dalam keluarga adalah untuk menentukan sikap, tingkah laku, maupun perbuatan seorang anak itu. Dalam keluarga pasti ada aturan-aturan maupun pertentangan kehidupan keluarganya, yang mana dalam kondisi seperti ini akhak menjadi dasar sebuah pedoman dalam pergaulan yang sesuai dengan ajaran Islam (Al-Qur’an dan Sunnah). Selanjutnya, pembentukan akhlak anak dari keluarga bisa dijadikan kepribadian anak itu sendiri. Kepribadian pada anak itu harusnya dilakukan secara menyeluruh sehingga anak itu tumbuh dan berkembang menjadi anak yang baik.
B. Point Ayat
1). Memperkenalkan etika akhlak baik kepada orang tua.
2). Prinsip berbakti kepada orang tua dengan menaati dan menjauhi larangannya selama dalam batas syariat Islam.
C. Rumusan Masalah
1). Apa Tafsiran ayat surah AL-Luqman ayat 14-15?
2). Apa peranan keluarga dalam proses pembentukan akhlak anak?
3). Bagaimana akhlak anak terhadap kedua orang tua?
4). Bagaimana akhlak anak cara menolak permintaan orang tua?
D. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui beberapa pengetahuan dan wawasan tentang tafsiran surah Al-Luman ayat 14-15, tentang proses pembentukan akhlak, akhlak terhadap orang tua, dan akhlak dalam menolak permintaan orang tua.








BAB II
PEMBAHASAN
A. Tafsiran Surah Al-Luqman Ayat 14-15
  وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ حَمَلَتْهُ أُمُّهُ وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ وَفِصَالُهُ فِي عَامَيْنِ أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ (١٤) وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا وَاتَّبِعْ سَبِيلَ مَنْ أَنَابَ إِلَيَّ ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ (١٥)
14. وَوَصَّيْنَا الإنْسَانَ بِوَالِدَيْهِ Dan Kami perintahkan kepada manusia (agar berbuat baik) kepada kedua orang tuanya.[5] حَمَلَتْهُ أُمُّه  Ibunya telah mengandungnya  وَهْنًا عَلَى وَهْنٍ dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah.[6],  وَفِصَالُهُ dan menyapihnya, فِي عَامَيْنِ  dalam usia dua tahun.[7], أَنِ اشْكُرْ لِي وَلِوَالِدَيْكَ إِلَيَّ الْمَصِيرُ        Bersyukurlah kepada-Ku[8] dan kepada kedua orang tuamu.[9] Hanya kepada Aku kamu kembali[10]

15. وَإِنْ جَاهَدَاكَ عَلى أَنْ تُشْرِكَ بِي مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang engkau tidak mempunyai ilmu tentang itu, فَلا تُطِعْهُمَا وَصَاحِبْهُمَا فِي الدُّنْيَا مَعْرُوفًا maka janganlah engkau menaati keduanya[11], dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, وَاتَّبِعْ سَبِيلَ       dan ikutilah jalan, مَنْ أَنَابَ orang yang kembali, إِلَيَّ kepada-Ku.[12] ثُمَّ إِلَيَّ مَرْجِعُكُمْ فَأُنَبِّئُكُمْ بِمَا كُنْتُمْ تَعْمَلُونَ Kemudian hanya kepada-Ku tempat kembalimu, maka akan Aku beritahukan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan[13]

B. Keluarga dalam Proses Pembentukan Akhlak Anak
Keluarga sebagai pendidik pertama dan utama, orang tua memiliki peran yang sangat penting dalam membina pembentukan akhlak. Nilai-nilai akhlak yang bersumberkan ajaran agama Islam harus diberikan, ditanamkan dan dikembangkan oleh orang tua kepada anaknya dalam kehidupan sehari-hari. Pembentukan akhlak tersebut penting karena itu, orang tua perlu menanamkan dan membiasakan anak-anaknya perbuatan-perbuatan seperti ketaatan beribadah, berperilaku baik, hormat kepada orang tua, serta memiliki sifat ikhlas.[14]Oleh karena itu, peranan keluarga sangat besar dalam membina akhlak anak, sehingga anak dapat mengendalikan dirinya, menyelesaikan persoalannya dan menghadapi tantangan hidupnya. Untuk membentuk akhlak anak tersebut, maka orang tua perlu menerapkan disiplin dalam menjalani kehidupan sehari-hari.
            Peranan keluarga (orang tua) dalam membina akhlak anak antara lain dapat dilakukan dengan cara:
1. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, dengan cara melaksanakan kewajiban-kewajiban sebagaimana yang diperintahkan dalam ajaran agama Islam.
2. Meningkatkan interaksi melalui komunikasi, dengan cara orang tua dituntut untuk dapat berperan sebagai pembimbing dalam mengembangkan sifat maupun tingkah laku anak.
3. Meningkatkan disiplin dalam berbagai bidang kehidupan. [15]
B. Akhlak Terhadap Orang Tua (terutama kepada Ibu)
Ibu adalah seseorang yang sangat penting dalam kehidupan setiap orang, karena begitu besarnya jasa- jasa ibu kehidupan setiap anak. Karena semenjak awal bulan kehamilan dan menjelang kelahiranya kita dijaga keselamatan kita dengan taruhan nyawa beliau. Dan karena itulah Allah mewasiatkan kepada seluruh manusia agar berbuat baik kepada ibu kita.[16]
Firman Surat Al-Luqman ayat 14:
$uZøŠ¢¹urur z`»|¡SM}$# Ïm÷ƒyÏ9ºuqÎ/ çm÷Fn=uHxq ¼çmBé& $·Z÷dur 4n?tã 9`÷dur ¼çmè=»|ÁÏùur Îû Èû÷ütB%tæ Èbr& öà6ô©$# Í< y7÷ƒyÏ9ºuqÎ9ur ¥n<Î) 玍ÅÁyJø9$# ÇÊÍÈ  
Artinya:“Dan Kami perintahkan kepada manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya; ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah dan bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah kepada-Ku dan kepada kedua orang ibu bapakmu, hanya kepada-Ku lah kembalimu” (QS.Luqman: 14)
Kita sebagai Muslim yang baik tentunya memiliki kewajiban untuk berbakti kepada orang tua kita baik ibu maupun ayah. Agama Islam mengajarkan dan mewajibkan kita sebagai anak untuk berbakti dan taat kepada ibu-bapak. Taat dan berbakti kepada kedua orang tua adalah sikap dan perbuatan yang terpuji, ada banyak cara untuk berbakti dan bersikap sopan santun kepada orang tua,  diantaranya adalah:
1. Berbakti dengan melaksanakan nasehat dan perintah yang baik dari keduanya.
2. Memelihara dengan penuh keikhlasan dan kesabaran, jika keduannya sudah tua dan pikun.
3. Merendahkan diri, kasih sayang dan mendo’akan kedua orang tua.
4. Anak harus berkorban untuk orang tuanya.
5. Meminta kerelaan orang tua ketika akan berbuat sesuatu.[17]

C. Akhlak Cara Menolak Permintaan Orang Tua
            Allah SWT berfirman:
bÎ)ur š#yyg»y_ #n?tã br& šÍô±è@ Î1 $tB }§øŠs9 y7s9 ¾ÏmÎ ÖNù=Ïæ Ÿxsù $yJßg÷èÏÜè? ( $yJßgö6Ïm$|¹ur Îû $u÷R9$# $]ùrã÷ètB ( ôìÎ7¨?$#ur Ÿ@Î6y ô`tB z>$tRr& ¥n<Î) 4 ¢OèO ¥n<Î) öNä3ãèÅ_ötB Nà6ã¥Îm;tRé'sù $yJÎ óOçFZä. tbqè=yJ÷ès? ÇÊÎÈ

 Artinya : “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, Kemudian Hanya kepada-Kulah kembalimu, Maka Kuberitakan kepadamu apa yang Telah kamu kerjakan “ (QS. Lukman: 15)
Berdasarkan firman diatas, Allah SWT melarang kita untuk mengikuti perintah kedu orang tua, jika mereka mengajak untuk menyekutukan Allah SWT. Disini juga diajarkan akhlak cara menolak permintaan orang tua tersebut dan tidak boleh melawannya dengan keras dan kasar, tetapi harus menjalin hubungan baik dengan keduanya.


Adapun akhlak anak dalam menolak permintaan kedua orang tuanya, yang bertentangan dengan syariat Islam, yaitu:
  1. Jika suatu saat kamu disuruh berbohong oleh ibu atau ayah, sebaiknya katakan kepada keduanya bahwasanya allah melihat kita.[18]
  2. Jangan sekali-kali membantah perintah orang tua dengan nada yang kesal, sebab tidak akan mambuahkan hasil. Akan tetapi hadapi dengan tenang dan penuh keyakinan dan percaya diri.[19]
  3. Ayah dan ibu itu manusia biasa yang tak luput dari kesalahan dan kekurangan. Maafkan mereka, bila kita anggap cara dan perintah orang tua bertentangan dari hati nurani  kita.














BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Dari pemaparan diatas penulis dapat menyimpulkan bahwa pembentukan akhlak pada masa anak-anak akan membangun untuk tegaknya kepribadian yang sempurna, sebab pembentukan pada masa kecil akan jauh lebih membekas dalam membentuk kepribadiaanya daripada yang diperoleh anak pada masa dewasa. Dalam hal ini, keluarga sangat berperan penting dalam pembentukan akhlak anak dan juga merupakan hal yang yang utama dan pertama anak dalam menerima serta mendapatkan norma-norma dalam anggota keluarga. yang mana perilaku kedua orang tua itu akan sangat mewarnai terhadap proses pemmbentukan akhlak anak dan perkembangan anak selanjutnya, sehingga faktor-faktor keteladanan dari orang tua itu sangat diperlukan. Karena apa yang didengar, dilihat, dan dirasakan anak dalam berkomunikasi dengan orang tua akan sangat diingat oleh anak didalam memorinya.
Dalam Al-Qur’an terutama surah Al-Luqman ayat 14, memberikan nasehat dan pesan kepada umat muslim untuk mengesakan Allah SWT yang diiringi dengan perintah berbakti kepada orang tua yaitu dengan menjalakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya serta selalu mendo’akan atas keselamatan orang tua. Kemudian, pada ayat selanjutnya (ayat 15), berupa larangan untuk mengikuti perintah kedu orang tua, jika mereka mengajak untuk menyekutukan Allah SWT. Disini juga diajarkan akhlak cara menolak permintaan orang tua tersebut dan tidak boleh melawannya dengan keras dan kasar, tetapi harus menjalin hubungan baik dengan keduanya.
            Demikian makalah ini penulis susun, penulis menyadari bahwa kesempurnaan hanya milik Allah semata, untuk itu kritik dan saran yang membangun demi perbaikan mutu pendidikan ke depan sangat penulis harapkan.



DAFTAR PUSTAKA
Dr.H.Juwariyah. Pendidikan Anak Dalam AL-Qur’an. Penerbit Teras (Yogjakarta: 2012)
Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlaqul Karimah (Jakarta: LEKDIS, 2005) 

Dr. Miftahul Huda, M.Ag. 10 Cara Al-Qur-an Mendidik Anak.(UIN Malang Press)
Muhammad al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim (Semarang: Wicaksana, 1993), cet. IV
Tafsir Al-Jalalain


[1] Akhlak adalah sifat seseorang yang sudah terlatih dan melekat pada dirinya sehingga melahirkan perbuatan-perbuatan dengan mudah tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
[2] Pembentukan adalah proses perbuatan, cara, dan sebagainya dalam membentuk
[3] Dr.H.Juwariyah. Pendidikan Anak Dalam AL-Qur’an. Penerbit Teras (Yogjakarta: 2012). Hal.15
[4] Dr. H. Juwariyah, M.Ag. Pendidikan Anak dalam Al-Qur’an. Penerbit Teras (Yogjakarta: 2010). Hal.5
[5] Allah SWT memerintahkan untuk memenuhi hak-Nya, yaitu dengan mengesakan-Nya dan menjauhi syirik, maka Allah SWT memerintahkan untuk memenuhi hak kedua orang tua yaitu dengan berbakti kepada orang tua
[6] Ibu merasakan berbagai derita, ibu merasakan ngidam dan kurang nafsu makan, merasakan sakit, lemah, dan semakin bertambah lemah ketika janin semakin membesar, kelemahan pun bertambah ketika hendak melahirkan dan ketika melahirkan.
[7] Maksudnya, waktu menyapih (mengasuh dan menyusui), paling lambat ialah setelah anak berumur dua tahun
[8] Dengan beribadah dan menajuhi segala larangan-Nya
[9] Yaitu dengan berbuat baik kepada kedua orang tua baik perkataan (lemah lembut) maupun perbuatan (berbakti, menghormati, dan sebagainya)
[10] Tafsir Al-Jalalain
[11] Yakni jika kedua orang tuamu memaksa untuk menyuruh mempersekutukan Allah SWT, Allah SWT mengatakan itu tidak durhaka kepada orang  tuamu dan janganlah engkau menaatinya karena berbuat baik harus tetap dilakukan kepada kedua orang tua, tetapi ketika kedua orang tua menyuruh kufur dan maksiat, seperti berbuat syirk, maka tidak boleh ditaati.
[12] Mereka adalah orang-orang yang beriman kepada Allah, malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, qada dan qadar, lagi berserah diri dan kembali kepada Allah SWT.
[13] Karena tidak ada satupun perbuatan yang luput dari Allah SWT, dan selanjutnya Allah SWT akan memberikan balasan
[14] Abuddin Nata, op.cit., hal.176       
[15] Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlaqul Karimah (Jakarta: LEKDIS, 2005) hal,34.
[16] Dr. Miftahul Huda, M.Ag. 10 Cara Al-Qur-an Mendidik Anak.(UIN Malang Press) Hal.228
[17] Muhammad al-Ghazali, Akhlak Seorang Muslim (Semarang: Wicaksana, 1993), cet. IV, Hal. 13
[18] Ahmad, Imam S, Tuntunan Akhlaqul Karimah (Jakarta: LEKDIS, 2005), hal.116
[19] Ibid

1 komentar:

  1. Casino, Dining, and Entertainment in Southland, Virginia
    Find 경기도 출장샵 Casino, Dining, 광명 출장안마 and Entertainment near 포항 출장샵 Casino, 이천 출장안마 Dining, Dining, and Entertainment in Southland, 진주 출장안마 VA.

    BalasHapus